08 September, 2012

Filled Under: ,

Tips Menjadi Fotografer Freelance

Share

Ada masa dimana seorang pencinta fotografi mulai mendapatkan hasil dari kamera digitalnya dan mulai bingung menentukan arah, apakah tetap mempertahankan pekerjaan atau kegiatan awal mereka? ataukah serius menekuni bidang usaha fotografi? Jawabannya yang paling bijak, mungkin adalah menjadi seorang fotografer lepas atau bahasa keren-nya freelance photographer.

Dalam era teknologi saat ini seseorang dapat dengan mudah menjadi photographer freelance, maksud kami disini, ada ribuan desainer, webmaster, editor ataupun redaktur yang membutuhkan berbagai macam foto untuk melengkapi artikel, web, brosur atau bahkan tabloid yang mereka terbitkan. Dan tidak semua dari mereka memiliki sumber daya manusia, materi ataupun waktu yang cukup untuk mencari sendiri foto tersebut. Anda mulai mencium peluang bukan?, berikut tips dari fotopreneur :)

Tips pertama, mulai membuat website portofolio, menempatkan portofolio terbaik Anda di Flickr, dan memasarkan  karya terbaik Anda melalui akun sosial network pribadi, merupakan langkah awal yang tepat. Yang perlu diingat disini adalah portofolio photography harus dikaitkan dengan personal brand Anda. Seorang fotografer freelance harus tau siapa diri saya? dan ke arah mana fotografi saya melangkah?. Artinya website ataupun blog Anda harus merepresentasikan personal Anda, keahlian Anda, fokus dan spesialisasi bidang fotografi Anda. Dengan begitu secara tidak langsung akan ter-edukasi positif kepada calon klien, apakah Anda seorang fotografer yang mereka cari atau tidak!

Tiap fotografer memilliki gaya (taste) mereka sendiri, dan begitu juga dengan klien Anda. Pastikan bahwa Anda-lah sang fotografer yang mereka cari pilih untuk merekam hari istimewa klien (semisal Anda freelance sebagai fotografer wedding) miliki estetika atau taste foto yang diminati banyak orang dan tetap update dengan perkembangan dunia fotografi, supaya taste Anda tidak ketinggalan jaman. Hal inilah dapat memenangkan jasa Anda dari persaingan, seorang klien bisa saja datang kepada Anda, dan berkata "saya suka gaya foto Anda", tanpa mempedulikan tawaran dari penyedia jasa fotografi lainnya.

Tips kedua, Banyak fotografer freelance mempublikasikan hasil karyanya kedalam website atau blog dengan tampilan interface yang cantik dan memukau, namun melupakan fungsi search engine dalam tiap foto mereka. Hal ini menyebabkan pencari foto kesulitan menemukan nama sang fotografer diantara pilihan stock foto yang muncul di 10 besar google. Carilah seorang teman yang advance dengan SEO, mintalah tips bagaimana mempublikasikan metadata, tags, exif data pada foto Anda supaya search engine friendly, sebelum Anda publikasikan ke website/blog.

Tips ketiga, Pertimbangkan Tarif! Bagi pemula, jangan terlalu tinggi menentukan ‘tarif’ melihat pengalaman yang belum memadai baik itu jasa fotografi ataupun harga karya foto Anda. Anda bisa bertahap meningkatkan angka sesuai dengan kualitas yang Anda berikan. Setiap klien Anda pasti tahu  menggunakan seorang fotografer freelance untuk mengerjakan photoshoot akan mengambil biaya lebih sedikit karena mereka bekerja untuk diri mereka sendiri, dan bukan untuk sebuah studio foto. Jadi pasanglah tarif yang reasonable, pantas dan layak.
salam fotopreneur!

0 komentar:

Posting Komentar